Kamis, 01 Desember 2016

LiFi

LiFi



Kita sering mendengar WiFi, namun tahukah Anda dengan LiFi?

LiFi, atau light fidelity adalah cara baru mengirimkan informasi nirkabel lewat cahaya yang berjalan sangat cepat.

LiFi memakai lampu LED rumahan untuk transfer data, dengan kecepatan sampai 224 gigabite/detik.


Penamaan Li-Fi diusulkan oleh  Prof. Harald Haas (atas) dari Universitas Edinburgh di tahun 2011. Ia membuat visi lampu LED yang dapat dibuat menjadi router nirkabel. 
Cara Kerja 



Li-Fi dan Wi-Fi memilki cara kerja yang hampir sama, keduanya mentransfer data secara elektromagnetik. Namun, alih-alih memakai gelombang radio, Li-Fi memakai cahaya nampak.



Sistem Li-Fi terdiri dari pemancar (atas) yang berupa lampu LED dan penerima berupa detektor cahaya untuk menerima sinyal dan mengubahnya menjadi data

Lampu LED adalah sumber cahaya semi- konduktor yang dapat mengubah listrik yang masuk ke LED berkedip dengan sangat cepat sampai tidak terlihat manusia. Jika berkedip lambat, tempat dipasangnya Li-Fi bisa disangka tempat disko.

Misalkan, data dimasukkan kedalam LED dengan kemampuan memproses sinyal, lalu LED ini mengirimkan data yang dimasukkan ke dalam cahayanya dengan kecepatan tinggi pada penerima foton (paetikel cahaya).

Perubahan kecil dari kedipan cahaya diterjemahkan oleh penerima foton menjadi sinyal elektrik.

Sinyal kemudian diubah kembali menjadi data biner yang diproses komputer.

Kelebihan dan Kekurangan LiFi

Keuntungan menggunakan Li-Fi ini adalah memudahkan siapa saja untuk mengakses internet dimana pun bahkan di wilayah terpencil sekalipun yang tidak bisa dijangkau oleh kabel optik. Selain itu Li-Fi juga dapat digunakan mengontrol kondisi lalu lintas dengan cara menempatkan teknologi baru ini ke LED mobil.

Fungsi yang sama ternyata juga dapat diterapkan dengan lampu overhead pesawat. Keunggulan lain dari teknologi Li-Fi adalah mampu mengurangi polusi elektromagnetik yang dihasilkan oleh gelombang radio.

Meski memiliki banyak keunggulan teknologi Li-Fi juga masih memiliki beberapa kelemahan dibanding sistem Wi-Fi konvensional. Li-Fi yang diterapkan secara base station pada langit-langit ruangan ini membutuhkan direct line of sight atau “pandangan” langsung ke perangkat tujuan. Direct line ini ternyata juga harus dilengkapi receiver khusus, seperti koneksi infra red pada gadget jadul.

Selain itu, perangkat tujuan ini harus tidak boleh dipindah-pindahkan. Dari perkembangan yang ada, teknologi Li-Fi juga menyimpan banyak tantangan antara lain membutuhkan line-of-sight yang sempurna untuk mengirimkan data. Tantangan berat lainnya yaitu cara mengirimkan kembali data ke pemancar secara optimal.

Adakah LiFi di Indonesia?

Belum ada berita kalau teknologi LiFi sedang dikembangkan di Indonesia. Tapi, teknologi ini sedang diujicoba terbatas di Denmark.

Ujicoba menunjukkan bahwa sinyal LiFi lebih baik ditempatkan di dalam ruangan. Diluar ruangan, kecepatannya berkurang karena gangguan.

Daftar pustaka:

http://www.techworld.com/big-data/what-is-li-fi-everything-you-need-know-3632764/

https://www.maxmanroe.com/apa-itu-li-fi-teknologi-yang-digadang-gadang-menggantikan-wi-fi.html, oleh Asep Irawan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar